Selasa, 09 April 2013

Beda tapi Satu

Kalimat Bhineka Tunggal Ika bisa kita temukan dalam lambang negara Indonesia, burung Garuda. Kalimat ini diambil dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, pujangga besar pada zaman Majapahit. Zaman kepemimpinan Raja Hayam Wuruk (abad ke-14) dan Mahapati Gajahmada adalah zaman keemasan, dan muncul banyak pujangga terkenal, seperti Prapanca dan Walmiki. Bhineka artinya bermacam-macam/beraneka, Tunggal artinya satu, dan Ika artinya itu. Jadi artinya adalah berbagai macam atau beraneka ragam tetapi satu jua. Semboyan ini kemudian menjadi pemersatu bagi negara kita yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, bahasa, dan agama. Keragaman ini bukan untuk memecah belah tetapi justru menjadi satu, saling melengkapi, tidak ada yang lebih tinggi, lebih hebat, lebih dominan. Semuanya memiliki ciri khas masing-masing, dan jika dipersatukan akan menjadi seperti kepingnan puzzle yang utuh tersusun rapi dan nampaklah sebuah gambar besar yaitu bangsa Indonesia.

Demikian juga seperti semboyan negara kita, Rasul Paulus menulis kepada jemaat Korintus, sebuah jemaat yang juga terdiri dari aneka ragam orang dan latar belakang yang berbeda. Mereka adalah jemaat yang diberikan berbagai macam karunia. Mereka mestinya tidak boleh terpecah belah. Paulus menggambarkan dalam 1 Korintus 12:12-26, bahwa anggota jemaat adalah tubuh Kristus yang telah ditebus oleh darah Kristus, masing-masing memiki kelebihan, karunia kemampuan yang berbeda, tetapi mereka adalah satu tubuh dalam Kristus Yesus. Paulus lebih jelas menggunakan analogi tubuh dan anggota tubuh. Setiap anggota tubuh berperan sesuai fungsinya, setiap anggota tubuh itu penting, tidak ada yang lebih hebat atau lebih penting, semua hebat dan semua penting. Mengapa? Karena setiap anggota adalah bagian dari tubuh itu sendiri. Jemaat adalah bagian dari tubuh Kristus.
Kita semua, jemaat  adalah tubuh Kristus. Kita boleh berbeda-beda dalam latar belakang dan karunia. Janganlah kita membanggakan diri, merasa saya yang lebih penting, jemaat lain tidak penting, saya lebih hebat, kalau tidak ada saya semua tidak bisa berjalan. Sebaliknya, kita perlu memiliki pemahaman, di posisi manapun, kondisi apapun, dan karunia apapun yang Tuhan berikan kepada kita, kita adalah bagian tubuh. Kita semua berperan. Tidak satu orang atau sekelompok orang saja yang berperan dalam jemaat Tuhan, tetapi semua sesuai dengan kemampuan dan karunia yang Tuhan berikan.

Mari, dari apa yang Paulus uraikan, kiranya kita mengoptimalkan setiap anggota tubuh Kristus, yaitu kita sebagai anggota gereja ini, kita ambil bagian dalam pelayanan, dengan karunia-karunia yang Tuhan berikan. Sehingga kita menjadi jemaat yang bersaksi bagi nama Tuhan. Kita juga rindu, dalam perbedaan-perbedaan kita, kita telah disatukan oleh iman kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kita. Bhinneka Tunggal Ika.