Kalimat
Bhineka Tunggal Ika bisa
kita temukan dalam lambang
negara Indonesia, burung Garuda. Kalimat ini diambil dari kitab
Sutasoma karangan Mpu Tantular, pujangga besar pada zaman Majapahit.
Zaman kepemimpinan Raja Hayam Wuruk (abad ke-14) dan Mahapati
Gajahmada adalah zaman keemasan, dan muncul banyak pujangga terkenal,
seperti Prapanca dan Walmiki. Bhineka artinya
bermacam-macam/beraneka,
Tunggal artinya satu,
dan Ika artinya itu.
Jadi artinya adalah berbagai macam atau beraneka ragam tetapi satu
jua. Semboyan ini kemudian menjadi pemersatu bagi negara kita yang
terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, bahasa, dan agama.
Keragaman ini bukan untuk memecah belah tetapi justru menjadi satu,
saling melengkapi, tidak ada yang lebih tinggi, lebih hebat, lebih
dominan. Semuanya memiliki ciri khas masing-masing, dan jika
dipersatukan akan menjadi seperti kepingnan puzzle
yang utuh tersusun rapi dan
nampaklah sebuah gambar besar yaitu bangsa Indonesia.
Demikian
juga seperti semboyan negara kita, Rasul Paulus menulis kepada jemaat
Korintus, sebuah jemaat yang juga terdiri dari aneka ragam orang dan
latar belakang yang berbeda. Mereka adalah jemaat yang diberikan
berbagai macam karunia. Mereka mestinya tidak boleh terpecah belah.
Paulus menggambarkan dalam 1 Korintus 12:12-26, bahwa anggota jemaat
adalah tubuh Kristus yang telah ditebus oleh darah Kristus,
masing-masing memiki kelebihan, karunia kemampuan yang berbeda,
tetapi mereka adalah satu tubuh dalam Kristus Yesus. Paulus lebih
jelas menggunakan analogi tubuh dan anggota tubuh. Setiap anggota
tubuh berperan sesuai fungsinya, setiap anggota tubuh itu penting,
tidak ada yang lebih hebat atau lebih penting, semua hebat dan semua
penting. Mengapa? Karena setiap anggota adalah bagian dari tubuh
itu sendiri. Jemaat adalah bagian dari tubuh Kristus.
Kita
semua, jemaat adalah tubuh Kristus. Kita boleh
berbeda-beda dalam latar belakang dan karunia. Janganlah kita
membanggakan diri, merasa saya yang lebih penting, jemaat lain tidak
penting, saya lebih hebat, kalau tidak ada saya semua tidak bisa
berjalan. Sebaliknya, kita perlu memiliki pemahaman, di posisi
manapun, kondisi apapun, dan karunia apapun yang Tuhan berikan kepada
kita, kita adalah bagian tubuh. Kita semua berperan. Tidak satu
orang atau sekelompok orang saja yang berperan dalam jemaat Tuhan,
tetapi semua sesuai dengan kemampuan dan karunia yang Tuhan berikan.
Mari,
dari apa yang Paulus uraikan, kiranya kita mengoptimalkan setiap
anggota tubuh Kristus, yaitu kita sebagai anggota gereja ini, kita
ambil bagian dalam pelayanan, dengan karunia-karunia yang Tuhan
berikan. Sehingga kita menjadi jemaat yang bersaksi bagi nama Tuhan.
Kita juga rindu, dalam perbedaan-perbedaan kita, kita telah
disatukan oleh iman kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat
kita. Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar