Jumat, 28 Desember 2012

AKHIR ADALAH AWAL YANG BARU

Salam MiT rekan-rekan sekalian.

Tidak terasa, waktu terus melaju, hampir sampai di penghujung.  Ada banyak hal dan peristiwa yang terjadi, baik suka dan duka, enak atau tidak enak, semua mewarnai hidup kita sepanjang 2012.  

Di penghujung tahun 2012 ini, ada baiknya kita melihat untaian kejadian indah yang Tuhan Yesus izinkan terjadi, setiap titik dalam hidup kita, tidak terkecuali, semua indah pada waktunya.

Ketika saya melihat kembali, apa yang menjadi komitmen di awal tahun 2012, saya menyadari begitu banyak yang tidak mencapai, mungkin ada ketidakkonsistenan dalam perjalanan hidup saya, mungkin juga ada tantangan yang berat, sehingga apa yang direncanakan tidak terlaksana, namun ada hal lain yang mungkin juga terjadi, yaitu belum waktunya Tuhan.  Namun, terlepas dari semuanya itu, saya bersyukur karena itu bagian dari proses pendewasaan dalam pemahaman akan arti hidup yang Tuhan Yesus berikan.

Sama seperti awal tahun lalu saat ini telah menjadi sebuah "lampau" yang telah lalu, akhir tahun ini pun akan menjadi "lampau" tetapi "kelampauan"-nya tentu akan menjadi awal di tahun 2013.  Akhir perjalanan kita di tahun 2012 akan menjadi awal yang baru bagi perjalanan kita yang belum kita jalani di tahun 2013.

Oleh sebab itu, marilah rekan2 sekalian, kita mempersiapkan hati dan pikiran, semua perencanaan, kita bawa dalam doa kita di hadapan Tuhan, kiranya akhir tahun 2012 menjadi awal perjalanan kita di tahun 2013, kita tidak menyerah dengan seluruh proses transformasi yang terus menerus terjadi dalam diri kita masing-masing, kita ingin menjadi lebih indah.....lebih memuliakan nama-Nya.

Selamat menjalani tahun 2013.........

By. Se

Selasa, 11 Desember 2012

Sekilas Perjalanan ke Sentebang

Saat kami diberi tugas Teaching Clinic CEC (Teaching Clinic adalah praktek mengajar rekan guru dengan mengambil secuil dari salah satu modul yang kami ambil), banyak dari kami yang berpikir untuk mengajar rekan guru di sekolah kami masing-masing.

Namun saat ditawari oleh Mentor kami untuk Teaching Clinic ke Sentebang, saya tertarik karena saya sempat minder jika diminta mengajar rekan guru di pontianak, kan mereka lebih senior dan lebih bijaksana dibanding saya. Bahkan Tuhan Yesus berkata 'seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya'. Saya juga berpikir bahwa di Sentebang tidak ada yang mengenal saya, jadi apabila saya banyak melakukan kesalahan tidak banyak orang yang tau. (Ternyata saya baru tahu kemudian bahwa kami akan merekam setiap sesi dengan video).

Sempat timbul tanggapan negatif dari teman-teman peserta CEC yang lain. Mereka mengatakan bahwa di teman-teman sendiri saja banyak yang belum dijangkau, untuk apa menjangkau ke tempat yang jauh. Namun pikiran saya berbeda. Mungkin rekan guru di Pontianak banyak yang belum mengikuti CEC, tapi setidaknya mereka banyak ikut berbagai seminar dan pelatihan. Tetapi beda dengan rekan guru di Sentebang, mereka bertahun-tahun sekali baru mendapat seminar atau pelatihan.

Dengan semangat mengajar saya pergi kesana. Tetapi saya ditegur Tuhan saat disana. Saya lebih banyak belajar dari rekan guru dan hamba Tuhan disana dibandingkan saya mengajari mereka. Saya merasa malu dengan mereka.

Dengan segala keterbatasan fasilitas dan sumber daya mereka dengan semangat terus melayani.

Ketika kita mengikuti seminar, apabila waktu sudah menunjukkan jam diatas jam 8, pasti mulai gelisah atau lelah karena telah seharian mengajar. Guru-guru disana hanya bisa menyediakan waktu diatas jam 9 malam untuk ikut seminar karena sibuk melayani. Bahkan saat mereka pulang jam 10.30 malam mereka harus menempuh jalan pulang selama setengah jam. Padahal mereka masih harus melayani keesokan paginya.

Terkadang kita kurang puas dengan penghasilan kita, mereka rela jadi guru honorer di sekolah negeri, bahkan kadang tidak dibayar demi bisa mengenalkan Yesus kepada anak-anak disana.

Kami pelayanan di sana dari sekitar jam 7an pagi sampai jam 10an malam selama 3 hari. Sungguh melelahkan bukan ? Mereka melakukan aktifitas itu setiap hari tanpa istirahat.

Jadi tidak perlu ditanya siapa yang mengajari siapa.

Inilah salah satu sumber inspirasi dan transformasi kami. Tiga hari di Sentebang sungguh membawa kenangan indah bagi kami semua. Jika Tuhan mengijinkan saya ingin mengajak lebih banyak teman lagi untuk melayani disana. Semoga banyak yang tertarik untuk melayani disana. Jika ada yang tertarik silahkan hubungi kami. Tuhan Memberkati.

By : Retno Utama, S.Kom

Minggu, 09 Desember 2012

Berita Hari ini

Rekan2, salam M.i.T

Saya senang sekali melihat proses metamorfosis yang sedang berlangsung. Beberapa terobosan yang kita lakukan, mulai dari diri kita sendiri  Keberanian untuk berbagi juga merupakan hasil yang kelihatan.

saya bersyukur ketika membaca dua tulisan baik dari Sdr. Devilim atau Sdr. Retno Utama. Ini awal yang mantap, terus tingkatkan.

Saya sharing sedikit.  Hari sabtu (8-12-2012) saya mengikuti teaching clinic Ibu Eka dan Sdr. Stefnanus.  Saya melihat suatu hal yang mantap.  Rekan2 kita telah menyiapkan materi dengan baik. Ada potensi yang sudah saatnya disharingkan.  Kedua saudara kita menyampaikan materi dengan baik sekali.  Saya harap, mereka juga akan sharing di unit lain, atau ke sekolah lain.

Terima kasih  Bu Eka dan Sdr. Stefanus.



Rabu, 05 Desember 2012

Metamorfosis = Perubahan

Salam M.i.T

Setiap guru mengidamkan terjadinya perubahan pada hidup muridnya.Perubahan menjadi cerdas, bijaksana, bertanggung jawab, dewasa dan sebagainya. Namun perubahan yang kami bahas di sini bukanlah perubahan seperti ini. Melainkan sebuah perubahan seperti ulat menjadi kupu-kupu yang disebut metamorfosis (perubahan bentuk). Perubahan yang kami maksud adalah perubahan secara keseluruhan baik luar atau pun dalam. Perubahan yang merupakan proses pendewasaan dan pengudusan yang terjadi pada setiap diri murid sehingga mereka menjadi semakin serupa dengan Kristus. Ada beberapa hal yang perlu diingat tentang Transformasi ini :
1. Untuk menjadi serupa Kristus, murid harus meneladani Kristus
2. Untuk meneladani Kristus, murid harus sudah lahir baru
3. Supaya murid lahir baru, murid harus mengenal Kristus terlebih dahulu
4. Untuk mengenal Kristus, murid harus diperkenalkan kepada Kristus melalui guru atau orang tua
5. Untuk dapat memperkenalkan Kristus pada murid, guru harus mempunyai teladan sebagai Kristus.
6. Untuk mempunyai teladan sebagai Kristus, guru harus sudah lahir baru.

Jika ada 1 saja guru yang hidupnya menyerupai Kristus, Transformasi murid akan terjadi, tentunya dengan penyertaan dari Tuhan dan Roh Kudus.

Wahai guru, kita harus selalu sadar akan pengaruh yang kita berikan kepada murid kita. Akan datang saatnya Tuhan meminta pertanggung-jawaban atas pengaruh yang kita berikan nantinya. Saat itu, Tuhan tidak akan bertanya 'Sudah berapa tahun Anda mengajar ?' atau 'Berapa banyak piala dan medali yang Anda telah hasilkan ?' atau bahkan 'Berapa banyak uang yang telah Anda dapatkan ?' Tetapi Tuhan akan bertanya 'Berapa banyak murid Kristus yang telah Anda hasilkan ?' dan 'Berapa banyak murid yang tersesat karena Anda ?' Wahai guru, sadarilah pengaruh yang dapat Anda berikan. Pergunakan baik-baik pengaruh Anda. Selamat berjuang para guru. Budi baik kalian akan terkenang sepanjang masa. GBU.

By : Retno Utama,  S. Kom

Selasa, 04 Desember 2012

Metamorphosis in Time : Lesson from a Butterfly

Just a short story about an inspiration God gave us when we went on a trip from 29 November to 1 December 2012.


We are teachers in a school who were given chance by God to study more about teaching and education. We came from different backgrounds, and only one of us studied education in university. But the diversity did not really make us that different, because we have same passion for education. How we did come to have the passion is another story to be told, but at a point of our time, we came to realize that we do have the passion for the students, for the school, and for a better education. That passion also drove us to take teacher program called CEC and go on a trip to share our passion to other teachers.

At first, this trip was just an idea that came because we had to complete an assignment from the teacher program. Soon, the idea got good responses from other party. The date was set, and preparation was taken. Of course, there were several obstacles during the preparation time. But thank God, we could go there, and had great time together.

There, we discussed so many things, mainly about education and school. So many ideas and so many thoughts came and sharpened through the discussions. One of them is about the meaning of curriculum in education. Curriculum is not just about subjects taught at school, nor is it about lesson plan and syllabus. Curriculum is about the process of transformation, experienced by the learner, to become a new person described by the vision of the educator. 

The word "transformation" ticked us because when we talk about transformation, we talk about metamorphosis (change form). The process of metamorphosis itself is unique. Just a look at the nature God created – like the life cycle of a butterfly – will help us to understand the uniqueness of metamorphosis. This process of transformation cannot happen in an instant. It needs time and cannot be forced. To see the beautiful butterfly fly, we need to create suitable environment for it to go through metamorphosis and we also need to wait patiently. It would fly in its time, not in our time. We can predict and we can support, but it is the egg of butterfly which has to go through process of metamorphosis. It is up to the butterfly, whether it wants to stay as an egg, become caterpillar, pupa, or the beautiful butterfly.


The same thing happens to our students. We can make every effort and every support to help them grow, but the growth itself is up to them. We can only wait patiently and pray to God so that they can change, grow, and experience metamorphosis, to become a beautiful man and woman in God’s eye.  The road of metamorphosis or transformation is not a smooth road; it is a bumpy, broken road with holes along the way. But in the end of the broken road, there is a bright, beautiful sight of men and women who love God and represent Christ in their lives. That is what we want to see in our students 10 and 20 years later. That is what we pray for, and that is why we do our work. In all and after all, may God be glorified.

by: Devilim


Perubahan

Saya sebagai guru ingin melihat siswa yang saya ajar mengalami perubahan.  Mereka berubah  dalam hal kognitf (intelektual), dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari kebingungan menjadi kejelasan.  Kemudian, secara afektif, mereka dapat mengintegrasikan pengetahuan dan sikap hidup mereka sehari-hari, dan secara psikomotorik mereka sungguh berani mengambil sebuah tindakan yang positif, untuk kemajuan diri dan lingkungan, tidak melulu hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungannya.  Dia tidak egois, tetapi altruis.   Itulah perubahan yang diimpikan.  

Sebagai seorang murid Kristus, kita pun ingin perubahan yang terjadi.  Paulus mengatakan perubahan dalam budimu.  Perubahan yang secara menyeluruh dalam keberadaan kita sebagai orang yang mau belajar, mau taat, mau mendengarkan, dan melaksanakan apa yang Kristus ajarkan (yang bisa kita temukan di lembaran Alkitab kita).

Mari kita mengadakan perubahan, mulai dari diri sendiri, dan sebagai guru, kita akan menjadi sebuah contoh perubahan itu.


Senin, 03 Desember 2012

Salam M.I.T


Salam MIT

Perjalanan yang menyenangkan dalam rangka pembelajaran di Jawai (Sentebang, Kal-Bar).

Setidaknya proses "metamorfosis wawasan dunia" kami sedang berlangsung.

Inspirasi yang ditebarkan oleh rekan-rekan selama diskusi mantap.

Ada langkah-langkah yang konkrit untuk mewujudkan sebuah konsep dan pemikiran yang benar tentang "doing ministry in education".

Don't give up (itulah yang selalu terngiang)

Keep moving (itulah yang selalu ingin dikerjakan)

Ora Et Labora (itulah yang menjadi kekuatan)

May Our Lord, Jesus Christ, blesses you, my fellowworkers......

Senin, 06 Agustus 2012

Back Again 2012

I'm back from the long journey in seeking my view of life.  Not just about life theory but about life itself, and self-exixstences. 

One thing I have found out that without Lord Jesus Christ in my life, there is big hole in my life existences, wether I realized or not.  That is the conclusion that I have figured out. May God, My Lord has mercy on me, in my unclear understanding of life.