Jumat, 29 Mei 2009

Masker Hidup Kita

Satu hari lagi, anugerah dari sang Khalik, bagi setiap mahkluk di bumi. Detak jam telah melewati satu detik lagi, hidup yang penuh arti, dikaruniakan bagi setiap insan yang sadar, sadar akan kasih setia-Nya, kuasa-Nya, sistem alam semesta yang rapi tersusun, dan Dialah penopangnya. Sungguh suatu anugerah yang besar kita boleh mengenal Dia.

Saat membaca majalah Tempo edisi minggu ke-4 Mei 2009, saya terkesan dengan promosi "masker" yang tercantum dalam satu halaman penuh. Ada berbagai produk masker dari berbagai negara dan berbagai merek. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri dalam menjaring virus flu. Apalagi, virus tidak terditeksi dengan mata kita, bisa melewati udara dengan bebas. Ditambah lagi, berita "virus H1N1" yang menambah korban di negara Meksiko. Perlunya memiliki sebuah masker tentu tidak dapat dihindari. Masker bisa melindungi, paling tidak, tubuh dari virus yang mematikan itu. Ada satu produk yang dapat menjaring virus atau bakteri, saat virus tersebut sampai di bagian masker, maka dia akan di"matikan".

Saya teringat akan bahaya dosa, yang mirip virus mematikan, yang bisa saja masuk ke dalam pikiran, tanpa disadari, tidak terlihat, dan sangat berbahaya. Tentu harus ada masker rohani dalam hati dan pikiran kita. Terus saya renungkan, ternyata "firman Tuhan" itulah yang menjadi masker yang manjur. Virus dosa yang mematikan menyerang jalur operasional pengaturan hidup yaitu otak (nama lain: pikiran).

Pagi ini saya membaca renungan tentang perlengkapan rohani dalam Efesus 6:17, "dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah." Firman Tuhan seperti ketopong, pelindung kepala seorang tentara Romawi jaman dulu. Seperti Masker bagi hidung kita agar terhindar dari zat yang merusak tubuh. Sebagai orang percaya, saya juga perlu terus senantiasa menggunakan Masker "Firman Tuhan" ini.

Selamat......bekerja.....
bagi rekan-rekan yang sedang bergumul dengan pekerjaannya.

Tidak ada komentar: