Kamis, 28 Mei 2009

Melihat dari Sisi Lain

Satu persoalan kalau dilihat hanya dari satu sisi, sisi kita sendiri tentu akan menjadi
sangat sulit untuk diselesaikan. Perlu dilihat dari berbagai sisi. Mungkin inilah
alasan kenapa setiap kali menghadapi persoalan kita perlu mencari teman, konselor,
atau orang yang berkompeten memberikan review dari sisi yang berbeda.

Seorang ayah, pulang ke rumah, tanpa basa-basi memarahi anaknya, yang pas waktu
sampai di rumah juga sedang ketakutan, karena dia mendapat nilai F dalam pelajaran
Matematika, barusan dimarah oleh guru di sekolah, barusan menerima godaan atau
mungkin ejekan dari teman sekelasnya. Dengan lesu, dia menerima "semprotan"
berharga dari papanya, yang sedang naik darah. Anak itu hanya diam saja. Dia tidak banyak berkata-kata.

Di dalam hatinya, dia hanya bertanya, apakah dosaku hari ini, sehingga aku mendapat
begitu banyak semprotan, ibarat serangga yang hanya sesuap nasi, harus terkapar karena
semprotan obat serangga. Mungkin demikian pikirannya. Dia tetap terdiam, tidak
berkata-kata.

Tetapi, anak itu cukup dewasa, dia berkata, untuk apa saya terus menerus menyesal
dan marah kepada orang tua saya. Mungkin papa ada masalah berat di kantor. Aku lebih baik diam saja.

Nah, anak ini melihat sisi lain, dia keluar dari kondisinya, walaupun ini susah, tapi dia sudah mencoba.

Salam dari: Orang yang ingin melihat dari sisi lain

Tidak ada komentar: