Selasa, 11 Desember 2012

Sekilas Perjalanan ke Sentebang

Saat kami diberi tugas Teaching Clinic CEC (Teaching Clinic adalah praktek mengajar rekan guru dengan mengambil secuil dari salah satu modul yang kami ambil), banyak dari kami yang berpikir untuk mengajar rekan guru di sekolah kami masing-masing.

Namun saat ditawari oleh Mentor kami untuk Teaching Clinic ke Sentebang, saya tertarik karena saya sempat minder jika diminta mengajar rekan guru di pontianak, kan mereka lebih senior dan lebih bijaksana dibanding saya. Bahkan Tuhan Yesus berkata 'seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya'. Saya juga berpikir bahwa di Sentebang tidak ada yang mengenal saya, jadi apabila saya banyak melakukan kesalahan tidak banyak orang yang tau. (Ternyata saya baru tahu kemudian bahwa kami akan merekam setiap sesi dengan video).

Sempat timbul tanggapan negatif dari teman-teman peserta CEC yang lain. Mereka mengatakan bahwa di teman-teman sendiri saja banyak yang belum dijangkau, untuk apa menjangkau ke tempat yang jauh. Namun pikiran saya berbeda. Mungkin rekan guru di Pontianak banyak yang belum mengikuti CEC, tapi setidaknya mereka banyak ikut berbagai seminar dan pelatihan. Tetapi beda dengan rekan guru di Sentebang, mereka bertahun-tahun sekali baru mendapat seminar atau pelatihan.

Dengan semangat mengajar saya pergi kesana. Tetapi saya ditegur Tuhan saat disana. Saya lebih banyak belajar dari rekan guru dan hamba Tuhan disana dibandingkan saya mengajari mereka. Saya merasa malu dengan mereka.

Dengan segala keterbatasan fasilitas dan sumber daya mereka dengan semangat terus melayani.

Ketika kita mengikuti seminar, apabila waktu sudah menunjukkan jam diatas jam 8, pasti mulai gelisah atau lelah karena telah seharian mengajar. Guru-guru disana hanya bisa menyediakan waktu diatas jam 9 malam untuk ikut seminar karena sibuk melayani. Bahkan saat mereka pulang jam 10.30 malam mereka harus menempuh jalan pulang selama setengah jam. Padahal mereka masih harus melayani keesokan paginya.

Terkadang kita kurang puas dengan penghasilan kita, mereka rela jadi guru honorer di sekolah negeri, bahkan kadang tidak dibayar demi bisa mengenalkan Yesus kepada anak-anak disana.

Kami pelayanan di sana dari sekitar jam 7an pagi sampai jam 10an malam selama 3 hari. Sungguh melelahkan bukan ? Mereka melakukan aktifitas itu setiap hari tanpa istirahat.

Jadi tidak perlu ditanya siapa yang mengajari siapa.

Inilah salah satu sumber inspirasi dan transformasi kami. Tiga hari di Sentebang sungguh membawa kenangan indah bagi kami semua. Jika Tuhan mengijinkan saya ingin mengajak lebih banyak teman lagi untuk melayani disana. Semoga banyak yang tertarik untuk melayani disana. Jika ada yang tertarik silahkan hubungi kami. Tuhan Memberkati.

By : Retno Utama, S.Kom

3 komentar:

M.i.T mengatakan...

Kita doakan dan persiapkan next education trip.....ministry....ayo beri ide topik dan teknisnya...

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.